TUGAS O1 MATAKULIAH MEDIA PEMBELAJARAN PTA RESUME BUKU
Dikerjakan
Oleh : Fayyadh Dzabihullah 1008977
Judul
Buku : Media Pendidikan Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya.
Penulis : Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc.
Drs. R. Rahardjo, M. Sc.
Anung Haryono, M. Sc., C.A.S,
Rahardjito
Kata Media sejatinya
berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, secara harafiah memiliki arti
perantara atau pengantar. Banyak batasan yang diberikan orang tentang media.
Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan/AECT) di Amerika, membatasi
pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang data merangsangnya untuk
belajar. Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta mampu merangsang siswa untuk belajar. Misalnya,
buku, film, kaset, dan sebagainya. Asosiasi Pendidikan Naasional (National Education
Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda tentang media. Media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apapun
batasan pengertian media yang telah dituliskan sebelumnya, ada persamaan antara
pengertian-pengertian tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Pada mulanya media hanya
dianggap sebagai alat bantu mengajar untuk guru (teaching aids). Pada saat itu alat bantu yang dapat dipakai adalah
alat bantu visual seperti gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat
memeberikan pengalaman konkret. Namun saying, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual orang-orang kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran,
produksi dan evaluasinya. Dengan munculnya teknologi audio pada pertengahan
abad ke-20, alat visual sebagai satu-satunya alat bantu belajar pada awalnya akhirnya
dilengkapi dengan teknologi audio sehingga kita kenal sekarang sebgai teknologi
audio visual.berbagi macam alat dapat digunakan untuk membantu proses belajar
mengajar. Pengguanaan lebih dari satu media menjadi pilihan terbaik guna
menghindari terjadinya verbalisme, dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat
bantu in Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman yang nantinya lebih
dikenal dengan nama kerucut pengalaman (cone
of experience).
Pada akhir tahun 1950-an
teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual,
sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai penyalur pesan
atau informasi belajar. Sejak saat itu alat audio visual tidak dipandang
sebagai alat bantu guru saja. Sayang sampai saat itu pengaruhnya masih terbatas
pada pemilihan media yang dipakai, faktor siswa yang menjadi komponen utama
dalam proses pembelajaran belum mendapat perhatian. Baru pada tahun 1960-1965
orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen penting dalam proses
pembelajaran. Pada saat itu teori tingkah laku (behaviorism theory) ajaran Skinner mulai mempengaruhi penggunaan
media dalam kegiatan pembelajaran. Pada 1965-1970 pendekatan system mulai
menampakan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran.
Pendeketan sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral
dalam proses pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan
secara sistematis dengan memusatkan perhatian kepada siswa. Guru serta ahli
audio-visual menyambut baik perubahan ini, berdasarkan pengalaman guru mulai
menyadari perbedaan kemampuan siswa dalam mencerna informasi yang diberikan.
Sebagian lebih cepat bila mengguakan media visual, sebgian dengan media audio,
sebgaian dengan media cetak, atau sebgian mampu beradaptasi dengan semua media.
Dari sisi ini dapat kita mengerti bahwa media bukan hanya sekedar alat bantu
guru dalam mengajar saja. Tapi lebih sebgai alat penyalur pesan dari pemberi
pesan (guru, penulis buku, produser, dan sebagainya) ke penerima pesan
(siswa/pelajar). Sebagai pembawa pesan artinya media tidak hanya dipakai oleh
guru saja, tetapi oleh siapapun yang ingin menggunakan media sebagai pembawa
pesannya termasuk siswa sekalipun.
Peran media yang semakin
meningkat seiring perkembangan zaman ini sering kali menimbulkan kekhawatiran
di pihak guru. Guru takut apabila kedua fungsinya digeser oleh media
pendidikan, hal ini pernah terjadi pada saat masuknya buku teks sebagai hasil
ditemukanya mesin cetak. Karena pada awalnya guru merupakan satu-satunya sumber
ilmu, tapi tuntutan perkembangan zaman mengharuskan direkamnya pesan-pesan
pendidikan atau pembelajaran secara tertulis. Pada saat itu guru juga merasa
tersaingi karea hal tersebut. Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut seharusnya
tidak perlu ada kalau kita ingat betul tugas dan peran guru yang sebenarnya.
Memberikan perhatian dan biimbingan secara individual kepada siswa-siswanya
adalah peran guru yang sampai saat ini sering kali tidak terpenuhi. Media
hanyalah penyampai pesan pembelajaran yang memudahkan guru dalam proses
pembelajaran. Maka sebaiknya guru dan media bahu membahu dalam memberi
kemudahan belajar bagi siswa.